Pengaruh Matematika dalam kehidupanku
Matematika 24 Jam
Matematika 24 jam? Apa itu maksudnya? Hal ini akan menimbulkan pertanyaan atau persepsi yang berbeda – beda. Namun hal itu merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa interaksi antara manusia dengan matematika berlangsung selama 24 jam.
Kalau kita perhatikan dan cermati pernyataan di atas maka dapat kita ketahui bahwa tiap kejadian dalam kehidupan kita berhubungan sekali dengan matematika. Benarkah? Mana buktinya? Oke, mari kita ulas dalam pembahasan essay ini.
Kita mulai dari faktor internal, yaitu kepribadian matematika yang berasal dari manusia itu sendiri, coba kita ingat jika kita mempunyai suatu masalah tentunya kita akan berusaha 1001 cara untuk memecahkan masalah tersebut dengan tepat. Tidak hanya semata-mata mengutamakan hasilnya, tetapi juga mengutamakan proses penyelesaiannya yang benar. Sehingga dapat kita ambil beberapa sifat berkepribadian matematika diantaranya : Rasional, sistematis, kreatif, sederhana, disiplin, hati-hati dan cermat dalam bertindak tentunya. Masih banyak lagi sifat-sifat yang muncul jika kita pikirkan lebih mendalam lagi. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kepribadian matematika, hanya saja juga bergantung pada kondisi psikis tiap-tiap seseorang yang tidak sama.
Oke setelah ada ulasan di atas mungkin di benak kita akan muncul pertanyaan “ Seberapa besar kepribadian matematika yang kita punya?”
Berikutnya kita lanjutkan ke faktor eksternal yaitu lingkungan sekitar kita sangat berhubungan erat sekali dengan matematika. Mulai dari lingkungan kita sendiri diantaranya dalam mengatur aktivitas kita sehari – hari mulai dari bangun tidur mata kita pasti menengok jam. Jam berapa sekarang? Tidak hanya berhenti sampai di situ kita juga berhitung berapa waktu kita untuk mandi, sholat dan aktivitas lainnya di hari itu. Selain kita gunakan matematika untuk memperhitungkan waktu, dalam bidang ekonomi kita juga memanfaatkannya, misal dalam jual beli berapa untung yang kita dapat? Berapa kerugian yang harus kita tanggungdari harga sekian jumlah barang? Atau para pembaca sekalian yang ngakunya tidak bisa ngerjakan matematika kalau waktunya ngitung duit langsung encer otaknya, berapa ratus lembar pun sanggup ngitungnya, apalagi kalo uangnya ada gambar Pak Karno dan Pak Hatta. Apalagi kalau ngebet mau shopping, beli baju dengan dikon 50 %, otak langsung bekerja sejuta gigabyte per sekon. Tapi yang jadi pertanyaan adalah pada saat ulangan matematika nilainya kok jelek semua?
Pekerjaan lain pun kita juga memerlukannya, sebagai contoh kita gunakan peluang untuk memprediksi kondisi cuaca hari ini, berapa besar peluang terjadinya hujan atau cerah? Tapi peluang matematika jangan dibuat hal yang ga bener lho! Ntar dibuat ngitung berapa peluang keluarnya nomor togel, ntar bisa urusan ama Pak Polisi tuh. Sebenarnya kalau kita cermati lebih mendalam bidang sosial juga menggunakan matematika, kita lihat saja bagaimana mengadakan sensus penduduk? Tentunya dengan statistika, Statistika inilah yang akan membantu kita untuk mengetahui jumlah penduduk di suatu daerah, berapa jumlah masyarakat yang masih pra sejahtera? Sehingga kita dapat memperoleh data – data tersebut dengan akurat, dianalisis, dan ambil langkah selanjutnya tentunya.
Matematika juga sebagai dasar dari teknologi informasi dan komunikasi. Logika matematika merupakan dasar – dasar dari informatika yaitu perintah yang kita masukkan kepada komputer untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu.
Pepatah mengatakan " Siapa yang menguasai matematika dan bahasa maka ia akan menguasai dunia". Artinya matematika sebagai media melatih untuk berpikir kritis, inovatif, kreatif, mandiri, dan mampu menyelesaikan masalah, sedangkan bahasa sebagai media menyampaikan ide-ide atau gagasan serta yang ada dalam pikiran manusia. Selain itu ada istilah "Di zaman komputer yang digunakan adalah otak bukan otot". Penjelasan di atas juga sudah menunjukkan bahwa lingkungan masyarakat pun secara tidak langsung orang sudah menggunakan matematika. Dan sudah jelas bahwa matematika sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga apabila ada siswa yang mengatakan ingin menghindari matematika sebenarnya itu tidak dapat dilakukan. Karena mau tidak mau matematika digunakan dalam aktivitas sehari-harinya.
Berdasarkan fenomena tersebut maka peran matematika di masa datang sangat bagus. Khususnya di dunia pendidikan, berdasarkan kurikulum yang terbaru matematika memiliki jam pelajaran yang paling banyak (tingkat SD rata-rata 6 jam; tingkat SLTP rata-rata 4-5 jam per minggu; tingkat SMK rata-rata 5 jam pelajaran per minggu; tingkat SMA atau MA progran IPA 8 jam, IPS 4 jam, Bahasa 3 jam). Hal ini membuat sebagian orang tertarik untuk terjun dalam dunia pendidikan untuk menjadi guru matematika. Orang yang telah lulus sarjana (S-1) non-pendidikan matematika melanjutkan kembali ke pendidikan matematika atau sekedar memperoleh Akta IV. Selain di lembaga pendidikan formal, matematika memiliki peluang yang bagus di lembaga non formal seperti lembaga kursus atau privat. Matematika tidak pernah kering peminat karena prospek di masa datang sangat bagus. Dibandingkan dengan kerja sebagai karyawan perusahaan yang menggunakan sistem kontrak lebih baik menjadi guru matematika karena tidak ada istilah guru di PHK. Penghasilan guru matematika walaupun kecil tapi kontinu dan jelas karena selama masih ada manusia maka pendidikan akan berjalan terus seperti halnya pepatah "Pendidikan sepanjang hayat".
Salah satu karakteristik matematika adalah diterapkan atau diaplikasikan dalam bidang ilmu lain maupun dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak lepas dari peranan matematika. Ketika ada sebuah penelitian untuk membuat sesuatu yang baru atau untuk mengembangkan suatu hal yang telah ada, maka matematika digunakan ketika melakukan penelitian. Mulai perumusan masalah, pengumpulan data dan fakta, penggambaran dan pengolahan data serta penganalisisan data sampai penarikan kesimpulannya. Ketika ada masalah belajar maka perlu adanya penyelesaian atau solusi. Kondisi seperti ini matematika digunakan melalui investigasi dan problem solving. Kedua hal tersebut merupakan jantungnya matematika untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan menemukan, menganalisis, dan membuktikan serta dapat memebantu siswa menyelesaiakan masalah yang berbeda-beda sesuai dengan situasinya.
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan dan kehidupan, namun masih banyak yang kurang menyukai, takut, tidak tertarik walaupun dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari persoalan matematika.
Pendidikan matematika di sekolah perlu dipahami dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini dengan memperbanyak materi aplikasi matematika dalam bidang keahlian. Karena matematika membentuk pola berpikir kritis, kreatif, inovatis, dan mandiri serta mampu menyelesaikan masalah secara tepat dan dapat pertanggungjawabkan.
Konsep-konsep matematika banyak diterapkan dalam ilmu pengetahuan lain, hal ini sesuai dengan istilah matematika sebagai induknya ilmu pengetahuan. Serta konsep-konsep matematika banyak diterapkan dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu bagaimana pendangan anda mengenai matematika
apa yang ada dipikiranmu saat mendengar kata matematika pastilah jawaban susah, benci, rumit, pusing dan kawan-kawannya lah yang keluar dari sebagian besar orang.
Padahal sebenarnya matematika gagh sehoror itu. Entah kesalahan ada pada fase yang mana, namun jelas sekali kesan horror itu ada karena proses tranfusi ilmu yang salah. Tranfusi??? kayak darah aja ditransfusi. Maksudnya transfer ilmu oleh guru dari buku kepada murid. Berdasarkan analisis sebagian matematikawan, belajar matematika di sekolah sekarang ini lebih cenderung seperti belajar sejarah matematika yang sudah ditemukan berabad-abad lalu. Siswa hanya dituntut untuk menguasai materi matematika dengan monomer sekiankan kemampuan berpikir matematisnya karena pembelajaran hanya ditekankan pada penguasaan prosedural dan bukan pada pemahaman konsep yang sebenarnya merupakan jalan masuk kepada matematika itu sendiri.
Pernah seorang ahli pendidikan matematika mengatakan, “Kenapa kita harus susah-susah menghitung nilai dari perhitungan integral lipat tiga tanpa tahu kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari kalau dengan software Maplet kita bisa tahu jawaban lengkap beserta langkah-langkah perhitungannya. Harusnya pendidikan yang ada sekarang ini diarahkan pada pemahaman konsep sebagi sebuah pembelajaran kontekstual agar siswa tahu kegunaan dari matematika dalam kehidupan kesehariannya. Dengan begitu mereka akan lebih bisa memahami kegunaan perhitungan matematika. Dan pembelajaran berdasar pengalaman itu jauh lebih efektif daripada pembelajaran dengan buku teks.”
Oleh karena itu saatnya kita membuang jauh-jauh rasa takut kita pada matematika. Emang mo buang ke mana? Kita tentunya tidak akan lepas dari itu seelama bumi kita masih berputar, dan matahari kita terbit dari timur dan tenggelam di sebelah barat. Tak ada alasan lagi untuk takut pada matematika, karena banyak cara bagi kita untuk mempelajarinya, karena “Matematika ada dimana – mana”. Dan di setiap waktu akan selalu menyertai kita.
Dengan demikian saya akhiri pembahasan mengenai berapa besar pengaruh matematika dalam kehidupan kita, saya sebagai penyusun essai ini berharap semoga sekelumit informasi ini bermanfaat bagi kita baik saat ini maupun dikemudian hari. Saya selaku penyusun juga manusia yang tentu banyak sekali kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kritik dan solusi tentunya saya harapkan dari para pembaca demi peningkatan kualitas karya kami dan pengaruh matematika di masa mendatang.
Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar